Rabu, 27 November 2013

Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk Sebagai Ethanol



Kulit Jeruk Sebagai Etanol



Kulit jeruk adalah bagian penting dari keseluruhan buah jeruk. Kulit jeruk melindungi bagian yang ada di dalamnya untuk tetap mengalami proses biologi. Secara umum kulit jeruk terdiri atas bagian luar dan bagian dalam. Kulit jeruk memiliki bintik yang cukup besar sehingga terlihat seperti pori-pori.Namun pada dasarnya kulit jeruk itu terbentuk dari kantong-kantong kecil yang rapat. Kantong inilah yang berisi cairan berupa minyak atsiri yang bila kulit jeruk dilipat, kantong-kantongnya pecah dan minyak akan menguap menjadi gas.
Dalam kulit jeruk terdapat minyak atsiri yang mudah menguap. Selain itu, gas yang terdapat dari kulit jeruk ini juga mudah terbakar. Dalam kondisi yang masih segar, menyemprotkan minyak atsiri tersebut pada nyala api lilin. Ternyata yang terjadi adalah api membesar dan menimbulkan percikan-percikan api kecil. Hal ini berarti bahwa minyak atsiri yang terkandung dalam kulit jeruk ini berpotensi sebagai bahan bakar. Daya bakarnya cukup luar biasa, tanpa tambahan zat lain ataupun proses lainnya. Gas ini telah menunjukkan bahwa minyak atsiri ini sangat berpotensi sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil.
Sebelumnya telah ada pihak yang mencoba mengkaji tentang apa yang terkandung dalamkulit jeruk ini ternyata pada kulit jeruk mengandung atsiri yang terdiri dari berbagai komponenseperti terpen, sesquiterpen, aldehida, ester dan sterol3..Rincian komponen minyak kulit jeruk adalah sebagai berikut: limonen (94%), mirsen(2%), llinalol (0,5%), oktanal (0,5%), dekanal (0,4%), sitronelal (0,1%), neral (0,1%), geranial(0,1%), valensen (0,05%), -sinnsial (0,02%), dan – sinensial (0,01%).
Atas kondisi minyak atsiri dapat menguap, penulis berpendapat bahwa minyak atsiri dari kulit jeruk digolongkan lebih dekat sebagai gas.Dari fakta ini sangat memungkinkan minyak atsiri pada kulit jeruk ini berpotensi besar sebagai pengganti bahan bakar fosil.
 Ethanol yang diciptakan dari produk limbah jeruk dan campuran tembakau ini lebih ramah lingkungan dan murah dibanding ethanol lainnya yang pernah diproduksi untuk dijadikan bahan bakar. Ethanol selama ini banyak dihasilkan dari tebu dan jerami serta fermentasi jagung. Tapi menggunakan tebu dan jagung bisa mengurangi kebutuhan akan stok makanan dan membuat harganya menjadi tinggi.
          Bahan bakar ethanol dari kulit jeruk ini menjadi bahan bakar alternatif selain bensin. Produk etanol kali ini bisa jadi bahan bakar kendaraan yang dapat melindungi udara dan lingkungan untuk generasi ke depannya. Percobaan yang didanai oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat ini menggunakan enzim yang berasal dari tanaman yang bisa menghancurkan kulit jeruk dan material lainnya menjadi bentuk gula. Produk gula yang dihasilkan kemudian difermentasi dengan bantuan enzim parktinase dan akhirnya jadilah ethanol.
        Ethanol dari kulit jeruk dan tembakau ini punya kelebihan dibanding jagung. Ethanol yang dihasilkan dari jagung menghasilkan emisi gas yang lebih besar daripada emisi bensin sehingga kurang ramah lingkungan. Dengan menggunakan etanol berbahan dasar kulit jeruk, emisi gas pun bisa dikurangi bahkan lebih rendah daripada bensin atau listrik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar